Sunday, June 20, 2010

aku terjaga pada malam sepi dan semua terlelap dihempas keletihan..

mataku terjaga menjaga bintang yang bertebaran di langit luas..


langkah kaki seseorang membuat hati meringkuk..

dan seorang lelaki tersenyum dan singah di hadapanku..


kami bercerita dan bersenda gurau memecah keheningan malam...

sesaat bibirnya terpaku membisu menatap langit luas

ku tanyakan mengapa ia terdiam melamun


ia bercerita luas tentang cinta dan angan anganya.. tentang sang pujaan hati..

mataku terjaga mengawasi setiap gerak bibirnya, agar tak satupun kata terlewat ku dengar..

ia bercerita tentang hatinya yang patah karena sang pujaan hati..

ia menceritakan sosok sang putri.. sosok yang ia cintai..


aku termenung dalam lamunan...

betapa beruntungnya sang putri yang dicintai dirinya..

setiap kata yang terucap dan setiap lirik kata yang tersiram, semua berisi tentang sang putri..

aku hanya berharap bahwa sahabatku ini akan mendapatkan hati sang putri...

Aku terdiam dibawah lamunan nyanyian jangkrik
dan seruan angin yang menyapa pada dunia malam

Aku bertanya pada angin semilir...
Dimana ia?
Aku merindukannya
aku merindukannya dengan setiap detak pada jantung ini,
dengan setiap detik pada keabadian


Taukah ia aku disini membisu merindukanya?
Tau kah ia aku disini mati perlahan merindukannya?
dalam dunia aku menunggu
diantara senja merah dan malam biru
hingga raga ini menyelam dalam tanah


Ragaku tergeletak lemas menahan rasa perih,
dan menunggu engkau menyadari
Kapan? Esok hari? Esok lusa? Atau tak selamanya?
mungkin dalam sana, dalam mimpi malam tadi
yang selalu terulang dalam sayatan hati ini

Aku merindukanmu
hingga ia menari bersama rembulan
dan membawanya dalam pelukan
Kembali ke ragaku...
Dan diam bersamaku...
Hingga malam berakhir

dan mentari tak akan bersinar lagi...


Karya : Fernando Diroatmodjo & Sella Palar

Biarkan

biarkan aku kembali ke masa itu, saat aku tertawa lepas tanpa ada panah menganjal..

biarkan aku mentap langit dan melihat bintang, seperti saat waktu aku bersamamu..

biarkan aku ternsenyum, seperti saat cerlingan wajah menatap tajam ke arahku dan mengetarkan hati...

biarkan aku terdiam, seperti saat engkau membius nadi dan menghentikan detakan jantungku..


biarkan... biarkan aku mengulang sekali saja kebahagiaan itu..

biarkan hatiku merasakan lagi hangatnya cinta...


maukah kau membiarkan aku mengulang sekali saja?

apa? tidak?

tak lihatkah kau hatiku yang tersayat robek karena tusukan belatimu?

hatiku terluka menjadi kepingan... menjadi serpihan lebih tepatnya karena ENGKAU!

masih kau tak membiarkan aku? kejam....


akan ku tutup buku ini dan kuhanyutkan di pelataran gerbang pembuangan sampah, dan ku biarkan ini menjadi kenangan yang pahit...

Thursday, June 17, 2010

merindukan mu

langit tampak gelap layakmya hati yang gelap karena ditinggal sang kekasih
tatapan kosong seakan tak melihat
hanya suara jangkrik berpasangan menemani keheningan malam

dimana engkau? dimana?
tak tahu kah engkau apa yang kurasakan sekarang?
tak mengertikah hatiku meronta merindukanmu?

mengapa engkau meninggalkanku tanpa jejak?
kemana aku harus menelisik jejak kakimu?
tanah mengering menghilangkan jejak kaki mu

tak tahukah aku disini menunggumu untuk kembali?
tak mengertika engkau bahwa aku merindukanmu?
tak tahu kah apa yang aku rasakan sekarang?

kapan? kapan engkau mengerti?
kapan engkau mrasakan apa yang ku rasakan?
perlukah aku berteriak di hadapan wajahmu sehingga engkau mengerti?
perlukah aku menuliskan seribu kata agar engkau percaya aku merindukanmu?

kembali... kembali padaku..
hati ini tergores perih karena merindukanmu..
jiwa ini hampa tanpamu...

aku ingin berteriak memanggil namau
aku ingin meronta karena tak sanggup memendam ini
tak mengertikah engkau??

entah engkau mengerti atau tidak...
yang ku harap kau kembali dan diam disisiku
mengisi setiap halaman hari hariku
aku terdiam dibawah gemerlap mintang malam
tampak sunyi, hanya ada bola lampu yang menerangi
sunyinya malam menghentikan detak jantung
angin berbisik meniup kearah wajah yang kusam

tak.. tak.. tak..
dentuman langkah kaki dari sebelah badan
ia mendekat dan hingap disamping menemani keheningan malam
bibirnya mengoreskan percikan tawa, dan alunan kata katanya bagai menghentikan nafas

waktu serasa bertedak kembali, dan bulan seakan bersinar
kutipan lelucon dan cerita lucu membuat bibir tak dapat berhenti tertawa
sekan aku tak ingin hari ini berakhir

dan prak... badan terasa terhempas angin jalanan
ternyata kebahagiaan itu hanya dalam mimpi
aku menangis karena tersadar bahwa ini bukan kenyataan
tapi paling tidak aku mendapatkan mimpi yang indah

Wednesday, June 16, 2010

aku tak pernah menyangka bahwa ia yang akan mengantikan sang pujaan
Ia bukan yang kuinginkan, dan ia bukan yang ku dambakan
tapi ia satu satunya yang berhasil membuatku bangun setelah terjatuh dan tak dapat berdiri untuk waktu yang lama

Senyumannya, wajahnya, tawanya, selalu ku ingat...
cara ia menatapku, cara ia merangkulku, cara ia tersenyum padaku, itu yang membuatku mampu tuk bangkit

aku menyadari sekarang, ia hanya membantuku berdiri tidak berjalan
aku mampu melupakan sang pujaan hati namun sekarang aku terjatuh lagi
tidak... tidak di tempat yang sama, tapi di tempat yang berbeda...

Aku bodoh...
Aku bego...
karena aku mengangap ia yang akan menemani sepanjang jalanku

dan sekarang aku tersunkur lagi... untuk ke dua kalinya...
sekarang aku tahu bahwa ia hanya bermain dengan perasaanku...
ia tak pernah menyukai ku.. bahkan ia tak pernah ada rasa denganku...
betapa malangnya aku....

aku sekarang menyadari...
senyuman itu hanya palsu.. tawa itu kosong.. rangkulan itu hanya permainan..
semuanya hanya rekayasa skenario dirinya..

Aku tak akan berharap lagi.. tak akan..
akan ku biarkan perasaan ini, akan kubiarkan kepedihan hati ini..
aku tak akan lagi tersenyum padanya, tertawa karenanya, pipiku memerah karena rangkulanya...
dan aku tak akan lagi mau masuk dalam skenario yang menggores hatiku, untuk ke dua kalinya...

jika suatu hari kau kembali dengan semua itu, entah apa aku akan mau berdiri dengan bantuanmu..
cukup sekali ini aku teroyak karenamu..

Wednesday, June 2, 2010

Ia datang sebagai teman, dan ku menyambutnya hangat
Kita berbagi, bercanda, dan tertawa bersama

berjalannya waktu Ia mendekat bukan sebagai teman
melainkan ia menaruh perasaan padaku

lama kelamaan, waktu berjalan ia mengucap kata cinta
dan Ia memintaku agar tuh menjadi kekasih hatinya

Dengan tanpa berfikir lagi aku mengatakan..........tidak
karena hatiku tak memilihnya, ia tak dapat mengambil hatiku

aku berpaling memilih yang lain, dan kuinggalkan Ia tanpa rasa kasihan
Ia menjauh dan berubah

Kisah cintaku dengan sang pujaan berakhir
Dan snag pencuri hati datang kembali meminta hati perlahan

ku rasa ia membalasku, ia menjalin kasih dengan yang lain
namun aku merasa entah ini tak apa

mereka berakhir, dan ia kembali padaku
dan ia mencoba mencuri hatiku perlahan

Ia memanggilku dengan sebutan indah
dan memperlakukanku sseperti aku segalanya

namun ia masih tidak dapat mengambil hatiku
atau mungkin sebentar lagi... atau tidak sama sekali...