Wednesday, March 17, 2010

seputung rokok

kuhisap putung demi putung rokok sambil air mataku membanjiri pipiku
asap asap ini menjadi saksi kepedihan hatiku
abu rokok ini menyaksikan air mata yang tak bisa ku hentikan
entah siapa yang dapat mengerti aku selain putung rokok di gengamanku ini
ku biarkan bibirku menahan gulungan tembakau ini

temanku hanya seputung rokok dan gengaman korek
kubiarkan paru paru ini hitam karena rokok
kubiarkan bibir ini hitam karena rokok
dan kubiarkan rupiah demi rupiah habis untuk membeli sahabatku ini

tak ada yang dapat melinting pedih ini bagai kertas melinting tembakau
tak ada yang mampu menghilangkan air mataku bagai angin menghilangkan jejak sang asap
dan tak ada yang mampu menghalangku untuk bersedekah pada rokok

mereka mengangapku bagai pelacur dengan seputung rokok
mereka menertawakanku hanya karena aku bersahabat dengan abu rokok
salah kah aku menghisap sahabat setiaku ini?
hanya seputung rokok ini yang menyertai perjalanan hidupku
Ia yang menyaksikan pedih, suka, duka, air mata di hidupku

suatu hari kalau kudapati mereka menghisap sahabatku ini...
aku akan meludahi wajah mereka dan tertawa terbahak bahak
aku yang akan mengangap mereka tidak lebih dari mahluk jalang
dan aku yang akan mencabik cabik wajah mereka karena pernah mencabik hatiku

No comments:

Post a Comment