Thursday, May 20, 2010

kebencian hati

aku ingin bercerita sedikit tentang kebencian hatiku..

aku mempunyai teman bermain, dia bukan sahabatku. menurutku ia tak pantas untuk dijadikan seorang sahabat. awalnya aku tetap sabar denganya. aku selalu mendengarkan ceritanya, susah payahnya, tapi saat aku bercerita tentang perasaan hatiku ia tak pernah mendengarkanku. ia selalu sibuk dengan BlackBerry. aku berusaha sabar. ia sering meminjam uangku, dan aku memberikanya, dan aku tak pernah mengejar ngejar ia untuk segera membayar utangnya. tapi sekalinya aku yang meminjam uangnya, ia seakan ketakutan aku akan membawa kabur uangnya. itu belum seberapa.

ada lagi yang lebih menyayat hatiku. ia berani bertengkar, mencaci maki, menyumpah lewat dunia maya, tapi saat sang musuh berada di mall yang akan ia tuju ia selalu ketakutan, ia meringis, dan ia meminta bantuanku. ia hanya berani lewat dunia maya, tidak di kehidupan nyata. ia selalu meminta bantuanku saat ia akan bertemu sang musuh. atau saat aku tidak bisa membantunya ia akan mencari bantuan kesana kemari. ia akan mencari bala bantuan sebanyak yang ia bisa.

Jahatkah ia menurutmu? itu belum semua. ia memintaku untuk membantunya keluar dari rumahnya, dan aku membantunya sebisa mungkin untuk berjalan keluar rumah tanpa segudang syarat dari ibunya. tapi saat ia bertemu denga temannya yg lain apa yang ia lakukan kepadaku? ia meninggalkanku, dan membiarkanku menunggu.

ia cantik, banyak kaum adam menyukainya, ia mempunyai teman segudang, ia dikenal banyak orang, tapi ia seorang penipu ulung! ia berbohong padaku hingga aku bertengkar dengan ibuku, kupikir ia benar ternyata ia berbohong!

pernah kah ia benar benar merasa berterimakasih padaku? tidak. pernahkah ia mendengarkan ceritaku dari awal hingga akhir? tidak. pernahkah ia menolongku dengan sepenuh hatinya? tidak. lalu apa yang ia pernah lakukan? menyakiti hatiku, mementingkan dirinya sendiri, meminta bantuanku saat ia butuh.

Saat ia senang terhitung oleh jari berapa kali ia mengingatku, tapi saat ia sedih tidak terhitung oleh jari berapa kali ia mengingat dan meminta bantuanku. ia memanfaatkanku.

aku selalu memberikan saran yang terbaik untunknya, namun apa yang ia katakan? "iya iya" hanya iya tapi tak pernah di dengar olehnya.. saat hal buruk sudah terjadi baru ia mengatakan bahwa ia menyesal tidak mengikuti apa yang aku sarankan, malah ia pernah mengatakan bahwa "gue ngikutin saran dia supaya...." hello! aku selalu memberikanmu saran itu tapi engkau tak pernah mau mendengar..

Bisa kah kalian membayangkan apa yang aku rasakan? sekarang tak akan lagi aku membantunya, tak akan lagi aku mau ada di saat dia butuh, dan satu hal yang paling penting AKU TAK AKAN LAGI MAU BERBAIK HATI DENGANYA.

mungkin baginya aku bukan apa aoa, kehilangan teman seperti aku tak berarti banyak. tapi suatu hari ia akan menyadari dan menyesali apa yang ia lakukan. aku menulis ini bukan karena aku ingin ia mengasihani aku, BUKAN! tapi hanya ini cara terbaik untuk mengekspresikan apa yang aku rasakan, ketimbang aku memaki dia.

2 comments: